Saat ini, awan mendung
masih menyelimuti bumi Indonesia. Selain bencana alam yang terus mengintai,
peningkatan kasus Covid-19 masih mengusik kegalauan bumi Pertiwi. Bahkan,
mengawali tahun baru, pada 1 Januari 2021 kasus Covid-19 di Indonesia justru
bertambah 8.072 kasus, sehingga total 751.270 positif. Dari jumlah tersebut
111.005 (14%) kasus aktif, 617.936 (82,3%) sembuh dan 22.329 (3,0%) meninggal
dunia. Pandemi
yang berlanjut menjadi masalah tersendiri bagi pelaku usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM). Hampir setahun mereka bertahan untuk hidup. Di tahun 2021,
UMKM harus bangkit dengan harapan baru yang lebih baik. Kenapa harus bangkit?
Karena UMKM adalah harapan bagi pemerintah. Sebagai
penopang daya beli dan finansial masyarakat di ma sa pandemi Covid-19. Wajar
jika akhirnya UMKM dan pemerintah saling membutuhkan, saling bantu membantu.
Saling memberikan perspektif yang adaptif, kolaboratif dan solutif dalam upaya
bangkit da ri keterpurukan yang berkepan jangan. Apa yang harus dilakukan untuk
bangkit? Pertama, menilik kembali tujuan
usaha bisnisnya serta meng evaluasi aktivitas usaha dalam satu tahun terakhir,
termasuk hambatannya. Dan meninjau kembali apakah tujuan bisnis tahun 2020 da
pat menjadi acuan di tahun 2021. Kedua, meninjau kembali
laporan keuangan, khususnya laporan la ba rugi, neraca dan laporan arus kas (cash flow) pelaku UMKM.
Tujuannya untuk menentukan bisnis UMKM berada di jalur yang tepat atau tidak
dalam memenuhi tujuan labanya. Ketiga, melakukan analisis
kompetitif untuk mengukur posisi bisnis agar perencanaan ke depan lebih matang,
sehingga penentuan target dan hasilnya lebih akurat. Keempat, mempersiapkan rencana
bisnis dan pemasaran tahun 2021 dengan menyusun rencana bis nis yang lebih
matang, termasuk prospek pemasaran untuk meningkatkan potensi pasar. Kelima, melakukan review serta apresiasi
kinerja karyawan di akhir tahun. Walaupun saat pandemi Covid-19 pengeluaran
anggaran operasional terbilang cukup memberatkan. Karena bagaimanapun juga
karyawan adalah aset yang dimiliki oleh sebuah usaha. Keenam, merancang program
apresiasi pelanggan, khususnya bagi bisnis di bidang jasa. Hal ini bertujuan
agar para pelanggan memiliki loyalitas terhadap produk maupun jasa yang
ditawarkan. Ketujuh, membuat daftar
pencapaian akhir tahun. Sekecil apa pun pencapaiannya harus diberikan apresiasi
yang tinggi karena mampu melangkah dan melewati masamasa sulit pada tahun 2020.
Hal ini bertujuan memotivasi para pelaku UMKM bahwa mereka telah berhasil
melewati tahun 2020 dengan penuh perjuangan karena kendala Covid-19. Meski
terkendala pandemi, pengembangan UMKM terus dilakukan. Dengan
telah disusunnya Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2021. Prioritasnya
mendorong UMKM bertransformasi dengan tujuan memperluas dan meningkatkan
jaringan kerja (networking) usaha antara UMKM,
pemerintah dan sektor swasta. Peluang
perluasan dan peningkatan jaringan kerja (networking) ini nantinya dapat
dimanfaatkan agar produk-produk UMKM terstandardisasi, sehingga mendapatkan
sertifikasi produk yang sesuai dan dibutuhkan UMKM. Pengertian
jaringan kerja (networking), menurut Nazir
Harjanto (2002), merupakan wadah (for mal maupun informal) yang mem fasilitasi
pertemuan atau komunikasi di antara pihak-pihak yang berkepentingan untuk
menemukan pemecahan masa lah dan kebutuhan informasi ke penting an semua pihak. Jejaring
kerja (networking) atau partnership membentuk satu
ikatan kerja sa ma di suatu bidang usaha atau tujuan tertentu untuk memperoleh
hasil lebih baik. Termasuk seni berkomunikasi untuk berbagi ide, informasi dan
sumber daya dalam meraih kesuksesan berlandaskan prinsip saling menguntungkan
dan komunikasi dua arah. Dalam
perspektif organisasi UMKM, beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam membangun networking, yaitu: (1). Membangun
kesadaran masyarakat terhadap eksistensi UMKM (2).
Menumbuhkan minat dan mening katkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan
UMKM. (3).
Meningkatkan mutu yang relevan dengan dinamika perkembangan kebutuhan
masyarakat yang tinggi. (4).
Terus merancang program yang inovatif, meningkatkan mutu layanan yang relevan
dengan kebutuhan pasar. (5).
Menyatukan potensi dan kemampuan individu, kelompok, maupun seluruh jajaran
organisasi UMKM, agar tercipta pe ningkatan kemampuan di setiap jenjang
organisasi UMKM secara menyeluruh. Dalam
membangun jejaring usaha atau networking diperlukan
prinsip-prinsip yang harus disepakati bersama, antara lain: Kesamaan visi-misi
dan tujuan yang menjadi motivasi dan perekat po la kemitraan. Kemudian,
kepercayaan (trust) sebagai modal da sar
membangun jejaring dan kemitraan. Harus pula dilandasi itikad (niat) yang baik
dan menjunjung tinggi kejujuran. Selain
itu, saling menguntungkan dan memberi kontribusi sesuai peran masing-masing.
Efisiensi dan efektif dari sisi waktu, biaya dan tenaga, serta komunikasi
timbal balik atas dasar saling meng hargai dan komitmen atas ke sepakatan yang
dibuat bersama. Mengapa upaya peningkatan jaringan kerja (networking) sangat penting? Melihat
realitasnya, saat ini masih sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas serta
perkembangan dunia usaha, terutama UMKM. Mulai dari jaringan usaha yang
sederhana sampai ke yang kompleks. Perluasan dan peningkatan jaringan kerja (networking) ini diharapkan dapat
menciptakan berbagai interaksi berbentuk kerja sama-kerja sama yang harus dapat
dipelihara dengan baik untuk menjaga konsistensi jaringan usaha yang terbentuk. Jaringan
kerja (networking) merupakan sebuah
proses mem bangun kerja sama atau hu bung an kerja saling menguntungkan.
Hubungan dibentuk untuk mengembangkan usaha agar mampu bersaing dan
menghasilkan keuntungan. Jaringan
kerja (networking) bisa dibangun
melalui teman, kanal media sosial, facebook,
twitter,
instagram, dll. Adanya jaringan usaha (networking) yang baik akan
mendorong perubahan penting dalam dunia usaha termasuk UMKM. Bahkan di tataran
eksternal, sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kinerja pelaku UMKM. Peningkatan
jaringan usaha (networking) tidak saja ditujukan
untuk membangun jejaring relasi dan bisnis di kalangan wirausaha agar bisa
mengembangkan usahanya lebih besar. Tetapi juga untuk memajukan UMKM melalui
pertemuan-pertemuan yang dapat mewujudkan kerja sama usaha mikro kecil dengan
usaha menengah besar. Bahkan terjadinya letter of intent antara pelaku UMKM
dengan pengusaha menengah dan besar, sehingga dapat meningkatnya tingkat
ekonomi di wilayah itu. Beberapa
manfaat penting lainnya bagi para pelaku UMKM ada lah mereka dapat menemukan
rekan bisnis yang menjadi pelengkap tim kerja ataupun dapat menemukan pemilik
dana yang siap bekerja sama. Prioritas jaringan kerja (networking) 2021 adalah
peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM. Bagaimanapun juga, pembiayaan dalam hal
modal kerja (working capital), dan akses
pembiayaan lain. Seperti
kemudahan mendapatkan kredit ringan selain bank merupakan bentuk keringanan
atau bantuan yang pemerintah yang paling diharapkan untuk meningkatkan
perkembangan UMKM di masa pandemi Covid-19. Prioritas lainnya adalah
peningkatan peluang pasar dan peluang usaha yang dimiliki oleh UMKM. Sehingga
perlu diadakannya pelatihan teknis dan kewirausahaan, transformasi bisnis
digitalisasi UMKM, serta penguatan kapasitas layanan usaha. Dengan priori
tasprioritas tersebut, para UMKM dapat meningkatkan peluang yang dimiliki, dan
mencoba bangkit dari masa pandemi ini. Beberapa
hal penting mengapa upaya peningkatan jaringan kerja (networking) penting,
antara lain: (1). Di era globalisasi, apalagi di era krisis pandemi tidak ada
satu entitas yang mampu berdiri sendiri terpisah dari entitas lainnya.
Dibutuhkan jaringan kerja (networking) untuk menjadikan
kehidupan kita lebih sukses dan lancar. Dengan
kata lain, menjalin hubu ngan sosial dengan siapa pun menjadi bagian penting
dalam segala aktivitas kehidupan setiap dunia usaha, tak terkecuali UMKM.
Jaringan kerja (networking) merupakan salah
satu kegiatan penting agar tujuan UMKM dapat tercapai dengan efektif dan
efisien. Jaringan kerja (networking) diperlukan bagi
setiap manajemen pada tingkatan apapun. Hal
itu agar program kerja UMKM dapat diselesaikan dengan berkolaborasi untuk
mencapai hasil yang sinergis. UMKM akan dapat eksis dan berkembang jika berdiri
di atas networking yang kokoh, dinamis
dan berkesinambungan. Keterlambatan dalam mengembangkan jaringan kerja (networking) dapat menyebabkan
stagnasi perkembangan UMKM yang bersangkutan. Karenanya,
salah satu upaya UMKM untuk meningkatkan mutu dan daya saing adalah dengan
mengembangkan jejaring kerja sama dengan selu ruh pemang ku kepentingan (stakeholder). Sehingga akan
terjadi pe nguatan po sisi tawar terhadap stakeholder da lam mengembangkan
program kerjany Namun, UMKM pemula perlu pembekalan dan materi ajar dasar
kemampuan mengelola jaringan kerja sosial dan strategis. Materi
yang dibutuhkan melalui metode diskusi interaktif, tanya jawab dan praktik di
lapangan. Target keberhasilannya dinilai dari kemampuan menata dan mengelola networking personal dan
organisasi. Kemampuan dalam mengembangkan kegiatan jejaring kerja (partnership) akan
meningkatkan leadership-nya dan kemampuan
bekerja sama antarindividu dan antarentitas dalam rangka mencapai tujuan yang
dicita-citakan. Akhir
kata, membangun jaringan kerja (networking) UMKM bukan sekadar
bertukar kartu nama dan berkenalan, tetapi harus terorganisasi dengan baik.
Karena kekuatan networking terletak pada kualitas
dibandingkan dengan kuantitasnya. Meluangkan waktu untuk berkomunikasi adalah
mutlak dilakukan guna mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang sudah
terbangun. Sehingga manfaat ekonomis akibat pemanfaatan bersama berbagai sumber
daya dan fasilitas yang ada pun sangat terbuka.
|