Hambatan sebuah kesuksesan nyatanya tidak hanya berasal dari orang lain atau diri sendiri, melainkan bisa juga  datang dari orang-orang terdekat baik keluarga, saudara, atau pasangan. Untuk meraih kesuksesan tentu tidak mungkin jika tidak ada musuh di hadapan, tantangan lebih tepatnya. Maka untuk meraihnya, haruslah  bersaing dengan musuh-musuh kita diluaran sana sekalipun adalah orang-orang terdekat. 

Benar, hambatan kesuksesan pada umumnya berasal dari diri sendiri seperti selalu egois dengan diri sendiri, tidak mau belajar, kurang menanamkan komitmen, dan kurang percaya pada kemampuan diri. Sifat-sifat seperti itu seharusnya menjadi hambatan utama yang paling berat. Namun ketika hambatan tersebut dapat dikendalikan, akan datang lagi sebuah hambatan dari luar diri kita dimulai dengan orang-orang terdekat atau terkasih. Sangat banyak hambatan yang timbul jika kita ingin meraih sebuah kesuksesan walaupun diri kita memiliki mental kuat, tetap saja harus membutuhkan orang yang mampu men-support dengan apa yang kita lakukan. 

Berbeda dengan saat berusaha keluar dari zona nyaman. Perubahan tersebut membuat diri kita harus merespon sebuah adaptasi yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Berubah dari sebuah pikiran negatif beralih ke positf juga membuat diri kita tidak nyaman dengan sebuah perubahan. 

Perubahan lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh kepada apa yang kita lakukan di mana kita harus merubah diri dengan meninggalkan lingkungan keluarga dan  teman toxic. Kita juga harus siap dengan celaan, cemoohan, dan hinaan ketika ingin melakukan erubahan dan mencoba semuanya dari 0. 

Perlu diketahui juga bahwa orang-orang terdekat akan mengakui kita sebagai teman, saudara, atau anaknya ketika kita mulai berada di atas. Hal semacam itu adalah sebuah kewajaran yang mungkin saja terjadi. Jadi, yang terpenting kita tetap tidak boleh membenci seseorang walaupun mereka pernah membenci kita hannya karena tidak memilki apa-apa. Tetap rendah hati dan cukup membuktikan pada mereka bahwa kita tidak pantas untuk direndahkan. 

Bagaimana cara menyikapi orang-orang terdekat yang mencoba menghambat kesuksesan kita ?

Apa pun yang terjadi, orang terdekat adalah mereka yang mampu menolong ketika kita membutuhkan pertolongan, namun berbeda jika keluarga atau orang yang terdekat justru mereka yang merendahkan kita. Sangat menyakitkan memang jika  dibandingkan dengan orang lain yang melakukannya. Mengapa demikian? Kita masih bisa menyikapinya dengan masa bodoh karena mereka bukan orang terpenting di hidup kita. Namun berbeda ketika keluarga yang merendahkan, sakit di dalam hati  terasa berkali-kali lipat rasanya sehingga akan mengguncangkan semangat dan keyakinan kita terhadap kesuksesan yang ingin diraih. 

Sebaiknya kita harus berani untuk tidak memedulikan apa pun yang dikatakan orang lain sekalipun mereka orang terdekat, kita cukup buktikan dan tidak perlu membalas dendam. Mengabaikan sementara apa pun yang mereka katakan dengan penuh kerja keras untuk membuktikan itu lebih baik. Jangan sampai semangat pada diri kita lemah hanya karena tidak memiliki orang yang mampu mengerti apa yang kita inginkan. Yakinlah,dari manusia seluruh dunia pasti masih ada yang memercayai Anda  walaupun satu orang yaitu diri Anda sendiri. 

Selain itu, percayalah orang tua kita juga masih memiliki harapan besar kepada anak-anaknya agar bisa menjadi orang yang sukses. Tidak ada satu pun orang tua yang menginginkan anaknya tidak sukses, mungkin hanya menampilkan sikapnya saja yang berbeda. Biarkan mereka menikmati hasil dari kerja keras kita sampai mereka tahu bahwa seseorang yang pernah dianggap tidak berguna bisa menjadi orang yang lebih sukses dari saudara-saudara lainnya. 

Suatu hari ketika kita sudah terbukti memiliki kesuksesan dari hasil kerja keras sendiri, maka saatnya membantu saudara-saudara kita untuk bisa menjadi orang sukses juga, sehingga tidak menyimpan dendam yang terdalam serta merea sadar bahwa setiap orang memiliki kesuksesannya masing-masing, hanya menunggu proses dan hasil saja. 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved